Kekerasan kemanusiaan terhadap seseorang Mama di Papua (Sumber Fhoto : google/WP) |
Oleh : Petrus Yatipai
Novel, (WN) == Aku disini, menahan berlumuran darah dalam kapahitan batin. Anak-ku…mengapa engkau melihat saja? Aku sedang disiksa, aku sedang dipukuli, dan aku sedang diinjak-injak. Sejak kapankah, engkau mengangkat dan meyelematkan aku dari kawanan derita ini.
Aku tidak diperdulikan oleh dunia. Dimata mereka, ku dianggap manusia yang tak ada artinya. Anak-ku..kini pakaian putih-ku, sedang diceting dengan darah merahku. Anak-ku….Sudah sejauh manakah, melihat aku yang dipagari oleh para algojo colonial.
Anak-ku…ingatlah bahwa, jika engaku tak punya hati, menyikapi situasi ini, Mama-mama-mu Melanesia, telah, sedang, dan akan terus ditelang mereka-mereka itu. Anak-ku…Apa tindahkan-mu, melihat kondisi itu. Ataukah, engkau ingin agar, kita pergi begitu saja, tiada kata, “salam”.
Anak-ku….Aku, sepulang dari berpergiannya, aku dihadang, dibikin serupa dengan sebuah Bola Kaki, yang dipermainkan oleh Anak-anak-ku Persipura, sehingga tubuhku, terus mengalir darah hingga tak berdaya lagi. Aku ditendang sini, ditendang sana, akhirnya, daging dan tulang menjadi rapuh.
Anak-ku…..Dunia sementara ini, tidak mengenal Bapa, Ibu,Anak dan keluarga.Satukan langkahmu, hati dan pikiran, barulah semua ini akan sirnah.
Inilah kata isi hatiku, wahai anak-ku. Jika engkau tidak memperdulikan, dan terus berbelok arah, bencana yang satu ke bencana lainnya pun akan menghampirimu. Anak-ku…apa yang terjadi hari ini, jadikan landasan pembelajaran untuk menjalani langkah selanjutnya.
Anak-ku….Detik ini juga, engaku bergerak melawan situasi panas yang mengorbankan sejuta anak negeri ini. Anak-ku …Ia datang untuk menghabisi saja.
Penulis : Admin Media Online www.weyaponews.blogspot.com