Ones Suhuniap (Sekjen KNPB Pusat/WN) |
Oleh Ones Suhuniap
Pendidikan formal itu sangat terbatas sesuai kurikulum nasional indonesia. Namun pendidikan non formal sangat luas ilmunya. Banyak ilmu dan teori -teori baru kita akan jumpai asal kita mau belajar.
Oleh karena itu jangan patron pada pendidikan formal yang sangat terbatas itu. Temukalah ide baru, gagasan baru dan teori baru yang nantinya akan menjadi teori bagi generasi papua yang akan datang sesuai dengan kontekstual atau filosofi orang papua. Apa lagi dalam kurikulum Nasional yang kita anak -anak papua terimah di sekolah itu teori -teori luar papua tidak sesuai dengan konteks papua.Dulu pada tahun 80 dan 1990-an kami di SD diajarkan sesuatu yang kita tidak pernah jumpai.
Misalnya "Bapa pergi ke sawa, pada hal tidak ada sawah di papua, seharusnya bapa pergi ke kebun, atau bapa pergi tokok sagu." Ini kereta api pada hal papua tidak ada kereta api, ada ini danau toba pada hal ada danau sentani ada danau paniai.
Mereka memaksakan kami mengerti teori luar dan tidak kontekstual. Jadi, Menurut kakak Ones Nesta Suhuniap, "sebenarnya orang papua itu bukan bodoh bukan ketinggalan dan terbelakang tetapi kita orang papua itu dibodohi dengan teori -teori luar yang tidak kontekstual."
Anak didik di sekolah itu akan cepat paham dan mengerti cepat apabila teori itu sesuai konteks papua karena mereka selalu menjumpai alam lingkungan disekitarnya tetapi dipaksakan teori luar daya tangkap akan lambat.
Selain itu, "mau mendidik anak papua itu harus teori sedikit peraktek yang harus banyak, tidak bisa banyak teori tidak ada prateknya."
Kata Guru Revolusioner (Ones Nesta Suhuniap)