Menanti Cahaya Kebenaran - KERPOST

Breaking

Menanti Cahaya Kebenaran

Duk. Penulis. (Fhoto:Duk/WN)
Kebenaran itu pasti datang meski engkau sembuyikan.
Suara keadilan itu aku tetap minta, biarpun engkau membungkamku dengan letupan bedil.

Mengapa engkau murka, ketika aku menuntut hak turunan atas tanahku. 
Bukankah engkau telah merampas kemerdekaan-Ku atas Bangsaku? 
Suaraku tidak bisa engkau bungkam, meski moncong bedilmu menyesakkan mulutku dan rantai tankmu menggilas tubuh kurusku. 

Siapapun takkan pernah mampu hentikan kebimbanganku, akan kebenaran sejarah tanahku. Kenapa engkau bimbang, ketika lidah jiwaku bertanya? 
Suaraku tidak bisa di penjara sebab disanalah bersemayam kemerdekaan. 
Apabila engkau memaksaku untuk diam, maka aku akan memberimu pemberontakan.

Karena sejatinya suaraku bukan perampok, yang ingin menjarah hartamu.
Aku hanya ingin bertanya, mengapa engkau mengokang senjata ketika suaraku meminta keadilan bagi tanahku. 

Kebenaran itu pasti datang meski engkau sembuyikan.
Suara keadilan itu aku tetap minta, biarpun engkau membungkamku dengan letupan bedil.

Mengapa engkau murka, ketika aku menuntut hak turunan atas tanahku. 
Bukankah engkau telah merampas kemerdekaan-Ku atas Bangsaku? 
Suaraku tidak bisa engkau bungkam, meski moncong bedilmu menyesakkan mulutku dan rantai tankmu menggilas tubuh kurusku. 

Siapapun takkan pernah mampu hentikan kebimbanganku, akan kebenaran sejarah tanahku. Kenapa engkau bimbang, ketika lidah jiwaku bertanya? 
Suaraku tidak bisa di penjara sebab disanalah bersemayam kemerdekaan. 
Apabila engkau memaksaku untuk diam, maka aku akan memberimu pemberontakan.

Karena sejatinya suaraku bukan perampok, yang ingin menjarah hartamu.
Aku hanya ingin bertanya, mengapa engkau mengokang senjata ketika suaraku meminta keadilan bagi tanahku. 

        Karya : Romario Yatipai
        Di Gubuk Tua, 11 Oktober 2018