Dituding Seorang Jurnalis Mencuri HP Adalah "Bohon Besar" - KERPOST

Breaking

Dituding Seorang Jurnalis Mencuri HP Adalah "Bohon Besar"

Ilustrasi pencurian smartphone (sumber: beritakaltim.com)

Timika,KERITING POS | Dalam laporan yang diterima media ini bahwa seorang Jurnalis www.kabarmapegaa.com atas nama Petrus Yatipai berusia (24th) ini mendapat ancaman dengan tuduhan mencuri HP milik seorang mama pegusaha penjual Pinang, Senin (18/02) di Jalan Kebun Sirih, Timika-Papua sejak pukul 11:00 malam adalah kebohongan besar.

Saat awak media KEPOS konfirmasi kepada Petrus Yatipai yang juga (jurnalis mudah) ini melalui via selulernya mengatakan dirinya  dituduh mencuri HP adalah kata dia suatu kebohongan besar.

Pasalnya Yatipai menilai tudingan dilakukan oleh sekelompok masyarakat Papua yang tak bertanggung jawab,katanya.

Bahkan Yatipai keliru atas kejadian yang menimpah dirinya itu. Sebab, kata dia kasus tuduhan itu dilakukan tanpa bukti yang jelas bahkan Dia menjelaskan HP pun pihaknya tidak melihat apalagi disentuh, jelas dia.

"Saya keliru atas peristiwa ini. Apalagi HPnya pun saya tidak lihat bahkan sama sekali tidak saya sentuh sedikit pun."

Lagi Yatipai menilai, kejadian tuduhan tersebut adalah sebuah skenario oleh kontra papua menjatuhan pihaknya dalam kepentingan sesaat mereka, beber Jurnalis mudah itu.

"Peristiwa tuduhan itu adalah sebuah skenario yang buat sekelompok masyarakat kepada saya untuk mengancam saya."

Dirinya mengakui, kelompok yang menuduh Yatipai mencuri HP adalah benar-benar masyarakat yang memata-matai setiap aktivitas para aktivis pro Papua Merdeka, ungkap Petrus.

"Saya membenarkan bahwa masyarakat yang tadi malam menuduh saya mencuri HP adalah masyarakat Papua yang memata-matai setiap kegiatan tentang Papua Merdeka selama ini."

Maka yatipai pesan rakyat papua bahkan kepada aktivis papua selalu waspada dalan melakukan aktivitasnya.

Saat dimintai keterangan, Petrus Yatipai menyampaikan laporan kronologisnya kepada media ini sebagai berikut : 

KEJADIAN FAKTA 

Beberinisial YD adalah Benar-benar  dia yang memata-matai aktivitas para aktivis pro rakyat dan pro papua merdeka. Dugaan saya beberapa hari kemarin terhadap saudara berinial YD ini telah terbukti setelah saya mendapat ancaman dari YD bersama sekelompok perempuan Papua dan beberapa intel Negara yang bertugas di Timika. Kejadian ini bermula sejak pukul 11:00 malam waktu Timika, Senin (18/02), di Jalan kebun Sirih Ujung,Timika-Papua.

Upaya mereka adalah Menjerat saya dalam visi mereka dengan tuduhan saya (Petrus Yatipai) telah mencuri HP milik salah seorang perempuan Papua dari sekelompok perempuan itu. 

Salah seorang Ibu rumah tangga yang adalah saksi mata mengatakan, sejak pukul 10:00 malam satu rombongan besar dan satu orang Polisi berpakaian preman masuk hingga disamping rumah namun karena pintu Rumah tempat saya tinggal kondisi tertutup, makanya rombangan itu kembali, kata Ibu itu.

#Ini_Kronologis_Selengkap :

Sejak pukul 07:04 malam, saya mengantar saudari perempuan berinisial DY bersama keduanya anaknya di dijalan hingga mereka naik ojek menuju SP 2 Timika. 

Setelah kita berpisah, saya jalan pulang kerumah. Sementara  pertengahan jalan, saya ketemu lagi dengan teman perempuan bersama ketiga anaknya. Setelah itu muncul lagi dengan berinisial YD tadi (yg saya pastikan dia benar2 mata2 Negara itu) dan kita menuju bersama di tempat kediaman saya tinggal. Saat kami pertengahan jalan  dan mulai mendekati sebuah Pondak Pinang dan ditempat itu ada pun menjual beberapa jenis minuman kemasan, kuku bima dan minuman es lainnya. Melihat hasil jualan itu, ketiga keponakan itu menangis meminta belikan minuman Kuku Bima yang didagangkan itu. Akhirnya,  mamanya pun membelikan minuman Kuku bima buat ketiga anaknya. Sementara penjual buatkan Kuku bima, saya dan berinisial YD tersebut duduk di Kursi karena kebetulan sudah ada Kursi yg disediakan dipojok kanan pondok pinang itu. Sementara Ketiga anak bersama mamanya berdiri didepan pondok pinang itu. Saat itu pun seorang perempuan papua berkaca mata dengan postur badan pendek hitam muncul menggunakan motor merek Mio hitam dan turun mendekati tempat kita duduk. Perem itu pun langsung menyapa saya dengan kata2 yang sedikit miring artinya mengarah ke kata2 mesrah-mesrahan atau berbau cinta. Sedangkan perempuan itu sebelumnya sama sekali tidak pernah berjumpah sekali pun dengan saya. Karena merasa kondisi saya tidak enak , dan saya putuskan untuk meninggalkan tempat itu dan pulang kerumah bersama teman perempuan itu dengan ketiga anaknya. Hendak saya jalan pun saya dipanggil-panggil perem itu utk bersabar ditempat itu. Namun, saya terus berjalan pulang kerumah,  sementara saudara berinisial YD ini masih tinggal di Pondok Pinang itu.

Setelah kami tiba dikediaman, sementara 30 menit berlalu, saudara YD dan salah seorang laki2 yang sebelumnya kami tidak ketemu datang kerumah dan masuk duduk salaman serta lanjut bercerita seperti biasa. saya melihat di Meja makan,  Gula sudah habis,  akhir saya membeli Gula seharga Rp.10.000 (sepuluh ribu rupiah) di Kios. Kemudian, saya lanjut masak air di Komfor. sementara Saya masak Air di Komfor saudara laki2 yang sebelumnya saya tidak kenal ini keluar dengan alasan dirinya bermalam dirumah sebelah. Sementara itu berinisial YD ini saya melihat dia tertidur diruang tamu yang kita tempati itu.  Saya melihat air sudah mendidih maka satu buat segelas Kopi saja utk saya minum.

Setelah 5 menit berlalu, tiba-tiba saya dipanggil tetangga rumah sebelah, karena saya dituduh telah mencuri HP, dari pondok Pinang yang telah kami kunjungi membeli Kuku Bima Es tadi. Mendengar kejadian itu, saya pun cepat2 membangunkan saudara berinial YD yg sementara tidur itu. 

Setelah kami tiba di TKP lanjut negeosiasi dengan pemilik HP. Pemilik HP adalah pemilik pondok pinang  itu (dia Mama Papua). 

Berikut Hasil percakapn kami :

Mama Papua  : "HP saya kamu yang curi to." 

Saya jawab : "sama sekali tidak mama. Bukan saya mama. Mama tidak salah bicara kah mama? Tadi kami kesini dengn keponakan perempuan hanya membeli Kuku Bima saja. Untuk HP mama, saya melihat pun tidak. Apa lagi saya pegang. Begitu mama."

Kemudian, mama papua itu, diam dan  tiba2 pergi dan saya pun lanjut bicara dengan beberapa org yang ada didekat pondok pinang itu. Disaat itu juga perempuan berkaca mata  berbadan pendek hitam itu pun ada. Perempuan kaca mata itu dia peratihan saya lama dan sempat berkata-kata namun saya tidak sempat dengar jelas. lalu saya pulang kembali kerumah.

Saya tiba dirumah sekitar pukul 12:05 tengah malam.

Demikian kejadian keliru yang saya hadapi di Tanah Amungsa Timika sejak tengah malam, Minggu (18/02).

#PESAN

- Kaum aktivis pro rakyat dan aktivis pro papua merdeka sangatlah berhati2 dalam setiap aktivitas harian anda.

- Memang benar kalau dikatakan "menghabisi aktivis dan generasi papua melalui perempuan-perempuan  papua tertentu.

- Kerja BIN-BAIS Negara melalui kelompok-kelompok usah kecil-kecilan yg dimiliki beberapa orang papua yang dipilih untuk memata-matai setiap aktivitas para aktivis pro rakyat papua.

- Beberapa Kelompok masyarakat orang papua dibentuk BIN - BAIS untuk membuat beragam skenario untuk mengancam dan menindas orang papua sendiri.

- Memang saya secara pribadi keliru hadapi peristiwa ini. Bahkan saya kecewa berat kepada kepada masyarakat papua yang bergerak dalam kelompok - kelompok ini. Apalagi peristiwa ini belum jelas asal usulnya, bahkan dituduh tanpa bukti permulaan yang mendasar. 

#SANGATLAH_WANTI_WANTI
#SALAM_JUANG

TIMIKA | KERITING POS