Tengah kegiatan berjalan, didepan Aula Universitas Papua,Sabtu (10/11). (Yalli/KEPOS) |
Manokwari, KERITING POS | Puluhan Mahasiswa Papua yang tergabung dalam Mahasiswa Papua Peduli Korban nyawa, kembali memperingati 17 tahun hari kematiannya pahlawan karimatik Papua, Almahrum Theys Hiyo Eluay yang dibunuh oleh Kopassanda (sekarang Kopasus Indonesia) pada 10 November 2001 silam di Jayapura Papua.
Peristiwa kematian pahlawan Revolusioner Papua, Almahrum Theys H. Eluay ini tak dibiarkan lewat begitu saja. Untuk dikenang hari tragedi bagi Theys, puluhan Mahasiswa Papua di Manokwari kembali mengenang kisah perjuangan dan kematiannya melalui Mimbar Bebas didepan Gedung Aula Universitas Papua, Sabtu (10/11/2018) belum lama ini dimulai 08:00 WIT-berakhir pada pukul 11:00 WIT.
Kegiatan mengenang Hqri kematian Sang Revolusi Papua tersebuat Forum Independen Mahasiswa (FIM) di Manokwari pun terlihat ikut mendukung full demi kemanusiaan atas kepergiannya secara sadis dan paksa bagi Theys H. Eluay.
Kata Halitopo, Mahasiswa Papua peringati hari gugurnya Sang Karismatik Papua itu melalui Mimbar bebas.
Usai kegiatan peringati hari kematian Theys H. Eluay,(Yalli/WN) |
Dirinya memberikan apresiasi kepada para Mahasiswa Papua yang masih peduli dengan peristiwa sejarah semacam hari kematian Theys itu.
"Karena mereka (Mahasiswa) sadar, bahwa pahlawan kita yang telah mendahului 19 tahun silam."
Disaat yang sama pula, salah seorang Mahasiswa Papua (Mahasiswa Jurusan hukum ), Marthen Goo ini mengatakan karena pihaknya adalah Mahasiswa yang sadar maka kembali mengenang hari kematian Sang Revolusioner Papua itu.
"Kami sebagai seorang mahsiswa sadar dan melawan sistem /paradigma yang di bangun dari negara. Kami sadar dan lakukan kegiatan memperingati hari kematian Tuan theys Eluay."
Marthen pesan kepada Generasi dini di Papua agar tak mudah tertipu dengan program Negara Indonesia. Pasalnya Goo menilai Negara menciptakan banyak program di Papua hanya membunuh pola pikir anak Papua untuk dikuasai, ungkapnya.
"Kita sebagai Mahasiswa tidak boleh terikut pengaruh dengan program kolonial yang dibangun untuk mematikan daya berfikir generasi papua .karena hanya membunuh sejarah perjuangan orang papua banyak program yang dijalankan oleh Negara kolonial Indonesia ."
Marthen yang adalah Mahasiswa Hukum ini menilai kematian They adalah mencoreng hukum Negara dimata Dunia. Untuk itu, kata dia setiap hari besar Papua pihaknya akan melaksanakan kegiatan untuk memperingati.
"sangat tidak manusiawi oleh karena itu kita sebagai generasi tongkat estafet, kita selalu akan melakukan hari hari besar kita papua".(Yalli).
MANOKWARI/KERITING POS
MANOKWARI/KERITING POS